 |
|
Pada suatu sore, Blot tiba-tiba mendapat pemikiran bahwa bumi
tempat ia tinggal sebenarnya bulat, dan Benua Citacita di seberang
sana sebenarnya dapat dicapai dengan cara lain, yaitu mengitari
bumi yang bulat itu. Ia cepat-cepat pergi ke tempat saudaranya,
Rastik, dan mengutarakan segala ide di kepalanya yang menyangkut
pemikiran barunya itu.
Dengar, Rastik, katanya. Aku yakin bahwa bumi itu bulat. Dan aku
yakin bahwa Citacita sebenarnya bisa dicapai tidak hanya dengan
Berjalan Lurus Ke Utara, tapi juga dengan Berjalan Lurus Ke Selatan.
O, ya ? ungkap Rastik keheranan, dan sangat pesimis mengenai kewarasan
saudaranya itu. Benar bisa begitu ? tanyanya.
Ya, Rastik, aku yakin sekali. Aku punya beberapa bukti dan aku
bisa menunjukkannya padamu sekarang.
Okelah, kata Rastik cepat-cepat. Lalu kalau memang benar begitu
-- bahwa Citacita sebenarnya bisa dicapai dengan jalanmu itu --
lalu apa gunanya ? Maksudku, nantinya kamu pasti sampai di Citacita
yang sama juga, 'kan ?
Ya, kata Blot.
Lalu, apa bedanya ?
Blot terdiam. Ia memang belum tahu jelas bedanya, ia juga belum
tahu akan jadi apa dunia yang terbuat dari resep statisisme-1/2
murni-plus-dinamisme-semu.
Sudahlah, Blot, kata Rastik. Biarlah dunia tetap konsisten dengan
apa yang sudah diyakininya. Tokh pemikiranmu itu tidak membawa
perubahan yang berarti. Yang penting orang-orang masih juga bisa
sampai di Citacita dengan mudah, 'kan, meskipun tanpa pemikiran
barumu itu ?
Ya, kata Blot.
Tahun-tahun berlalu dan tiba-tiba, pada suatu hari, anak Blot
datang pada Blot dan bilang, Ayah, aku yakin bahwa bumi itu bulat.
Dan aku yakin bahwa Citacita sebenarnya bisa dicapai tidak hanya
dengan Berjalan Lurus Ke Utara, tapi juga dengan Berjalan Lurus
Ke Selatan.
Blot langsung menggeleng-geleng. Ia menyesal mendidik anaknya
seperti manusia yang bebas dalam pikiran.
Sudahlah, nak, katanya. Itu tak ada gunanya. Tokh meskipun tidak
dengan jalan lain pun orang bisa sampai di Citacita, bukan ?
Anak Blot terdiam. Namun ia tetap yakin. Dan dengan segera ia
memulai Berjalan Lurus Ke Selatan. Ternyata jalur itu merupakan
jalur yang sangat indah, dan sepanjang perjalanannya udara memberi
berkat padanya, selalu, sehingga tiap hari ia bertambah kuat.
Ketika ia mulai putus asa dan ingin mengaku bahwa pemikirannya
salah, ada suara yang meyakinkannya bahwa yang paling penting
dan utama bukanlah sampai secara fisik di Citacita, tetapi segalanya
yang didapat dalam berjuang ke arah sana --
-- persis seperti dalam hidup.
Akhirnya Anak Blot sampai di Citacita, dan berkat penemuannya
itu, Bumi Kita Semua dan Manusianya jadi ternikmati seperti sekarang.
15 Desember 1993.
~klei.
|
|
|
 |
first disk of klei is a collection of very old writings, all signed
"klei," with a last name I won't ever reveal. |
|